"Sekadar mengingatkan, seharusnya mas ini begini...".
Ada dua cara untuk mengingatkan seseorang, di antaranya mengingatkan dengan bicara langsung atau melalui orang lain. Diingatkan sesuatu untuk kebaikan tentu menjadi harapan bagi yang diingatkan.
Beberapa tahun yang lalu (iya, sudah lama), di pagi hari, ketika saya berangkat ke tempat belajar, saya dan bapak (saya nebeng, kqkqkq) mampir sebentar ke ATM terdekat. Saya diminta untuk menunggu di kendaraan selagi bapak masuk ke ATM. Sambil menunggu, saya memikirkan sesuatu yang rasanya sulit untuk saya pecahkan sampai-sampai dahi di wajah ikut mengkerut dan badan terasa lemas. Tetiba ada tukang becak lewat di sebelah saya sambil mengayunkan becak merahnya yang mempesona itu, berkata "Semangat, mas. Pagi-pagi jangan lesu. Semangat!"
Lah dalah, bapak tukang becak itu tau saja kalau badan saya terlihat lesu karena terasa lemas. "Kok tetiba bapak itu ngomong gitu ya?!" gumam saya yang masih tidak sadar kalau terlihat lesu. "Kok bisa bapak itu ngomong gitu?!" lanjut saya yang pikirannya teralihkan karena ucapan tukang becak. "Mungkin itu cara-Nya ya mengingatkan saya untuk semangat memulai hari?!" kata saya sambil nyengir. hehehe.
Kejadian lain yang serupa tapi enggak sama, terjadi ketika ngobrol dengan ibu. "Lelaki itu yang dipegang omongannya" katanya, sambil menatap tajam ke arah saya. "iya" jawab saya, sambil mengangguk pelan. Beberapa hari kemudian (enggak sampai seminggu) saya ngobrol dengan seorang perempuan, "Lelaki tuh yang dipegang omongannya" katanya, di sela-sela obrolan yang sedang seru. "Loh kok sama kayak kata emak?!" kata saya dalam hati. "Apa memang saya gak bisa dipegang omongannya ya? sampe dua orang ngomong kayak gitu. hahaha" pikir saya dengan ketawa, tapi muka mengkerut.
Hari ini saya kembali merasa diingatkan, ketika prasangka (buruk) saya terbantahkan. Prasangka (buruk) kok saya andalkan. kqkqkq
wah sama perempuan yang mana lagi tu
ReplyDeletesama yang menangis sendu di kampus. 😂
Delete