Friday, November 25, 2016

Instalasi OpenStack All in One (AIO) VM pada OpenSUSE 42.2 (I)

Pada pos ini hanya membahas mengenai langkah-langkah instalasi OpenStack All in One (AIO) VM pada OpenSUSE 42.2 yang dilakukan di Workshop OpenStack Administration dan diselenggarakan oleh Btech, komunitas GLIB, dan OpenSUSE ID. Untuk mengetahui tentang dasar-dasar OpenStack, pembaca dapat mengunjungi Routecloud, SekolahLinux, atau dokumentasi OpenStack Pada pos ini hanya akan membahas cara instalasi OpenStack pada suatu mesin virtual dengan sistem operasi OpenSUSE 42.2. Sebelum memulai, persiapkan dahulu mesin virtual yang berisi OpenSUSE 42.2 (minimal installation).

Sunday, November 20, 2016

Workshop OpenStack Administration


Sabtu lalu (19/11/2016) saya mendapat kesempatan untuk ikut lokakarya (workshop) OpenStack Administration (Angkatan II) yang diselenggarakan oleh Btech, komunitas GLIB, dan OpenSUSE ID. Yang menjadi instrukturnya adalah Utian Ayuba dan mas-mas dari GLIB yang saya lupa namanya. Acara tersebut berlangsung dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB tapi saya datang sekitar pukul 09.20 WIB karena saya kira naik CommuterLine dari Stasiun Bekasi menuju Stasiun Bogor hanya menempuh satu setengah jam, ternyata sampai dua jam. Alhasil saya datang ketika pihak dari Biznet GioCloud sedang presentasi dan suvenir sudah dibagikan. Nyesel deh dateng telat, gak dapet suvenir dari Biznet GioCloud (mug, buku catatan, dan pulpen) :(

Friday, October 14, 2016

Kompilasi Kernel Linux

Beberapa hari yang lalu ketika saya buka Facebook, saya melihat salah satu dosen membuat status mengenai kompilasi kernel. Menggelitik rasa penasaran saya, akhirnya saya iseng coba kompilasi kernel Linux pada mesin virtual. Sistem Operasi yang saya gunakan adalah Ubuntu 16.04 server karena secara default tidak terinstal Desktop Environmentnya. Versi kernel yang akan dikompilasi adalah versi 4.8.1 (terbaru yang stabil saat ini). Untuk mengkompilasi kernel Linux, dibutuhkan paket-paket yang akan digunakan kerika kompilasi seperti make (tersedia pada paket build-essential), bc, pustaka curses, dan pustaka openssl. Instal terlebih dahulu paket tersebut dengan menggunakan perintah apt.

Wednesday, August 31, 2016

Menjadikan Mikrotik Sebagai Gateway Internet

Beberapa hari yang lalu saya mendapat surel dari penyedia layanan domain bahwa domain cumaniseng.net akan berakhir 60 hari lagi. Hal itu membuat saya ingat akan blog ini yang sedikit sekali isinya, padahal hampir setiap hari saya membuka surel dengan alamat domain ini hahaha. Pada post kali ini akan membahas hal sederhana tentang menjadikan Mikrotik sebagai gateway internet. Saya menggunakan mesin virtual untuk menjalankan RouterOS (Mikrotik), namun tutorial ini dapat diimplementasikan pula pada perangkat Mikrotik. Gambar di bawah ini adalah topologi yang saya gunakan untuk menjadikan Mikrotik sebagai gateway internet.

Wednesday, August 3, 2016

Rindu

RINDU
Ketika orang turu
Aku malah rindu

Ketika orang pilu
Aku malah rindu

Ketika orang sendu
Aku malah rindu

Rindu
Rasa yang tak tentu
Seakan ingin bertemu
Dengan dirimu
Yang dapat membuat sendu

Tuesday, March 8, 2016

[Linux] Konfigurasi Nginx sebagai Reverse Proxy untuk Apache

Alhamdulillah, setelah beberapa hari nyoba tentang cara konfigurasi Nginx sebagai reverse proxy dan Apache sebagai web servernya, akhirnya berhasil juga. Pada post ini akan mengulas secara singkat akan cara konfigurasi (sederhana) Nginx sebagai reverse proxy (frontend) dan Apache sebagai web servernya (backend) pada Debian 8. Pertama-tama, instal terlebih dahulu Apache dan PHP5:
apt-get install apache2 php5
ubah berkas porst.conf dan ganti port default apache menjadi 8080 (disesuaikan):
NameVirtualHost 127.0.0.1:8080
Listen 127.0.0.1:8080
Sesuaikan port VirtualHost pada setiap berkas yang ada di /etc/apache2/sites-available/ dengan konfigurasi di atas. Digantinya port Apache agar antara Nginx dan Apache tidak menggunakan port yang sama. Karena default setiap peramban ketika membuka suatu situs adalah port 80, maka semua layanan yang tertuju ke port itu diarahkan ke Nginx terlebih dahulu, baru bila permintaannya adalah berkas dinamis maka akan diproses oleh Apache. Selanjutnya buat berkas di /etc/nginx/sites-available/, contoh berkas ihik:
server {
    listen 80;
    root /var/www/;
    index index.php index.html index.htm;

    server_name ihik.com www.ihik.com;

    location ~ / {
        try_files $uri $uri/ /index.php;
    }

    location ~ \.php$ {
        proxy_set_header X-Real-IP $remote_addr;
        proxy_set_header X-Forwarded-For $remote_addr;
        proxy_set_header Host $host;
        proxy_pass http://127.0.0.1:8080;
    }

    location ~ /\.ht {
        deny all;
    }
}
lalu buat symbolic link untuk berkas ihik ke /etc/nginx/sites-enabled/ agar konfigurasi dapat diterapkan pada Nginx.
ln -s /etc/nginx/sites-available/ihik /etc/nginx/sites-enabled/ihik
Restart Nginx dan Apache.
service nginx restart && service apache2 restart
Terakhir, buat berkas index.php pada direktori /var/www/. isi dengan kode di bawah ini.

Tes menggunakan curl, apakah server sudah menggunakan Nginx sebagai frontend atau belum.


~$ curl -I http://ihik.com
HTTP/1.1 200 OK
Server: nginx/1.6.2
Berhasil, Nginx sudah digunakan sebagai frontend di server tersebut. Sekarang tes pada peramban, apakah akan memproses berkas dinamis (index.php). Bila berhasil akan tampil halaman mengenai info dari versi PHP yang sedang digunakan. VoilĂ ! \o/